Winter VS Summer Exam

Seru banget ternyata hidup di negara 4 musim… penuh dinamika!! Terutama masalah waktu. Dan sekarang, setelah mengalami 2 hari persiapan ujian semester 2 di waktu Spring menjelang (apa udah?) Summer, kerasa banget perbedaannya dengan ujian semester 1 yang jatuh pada musim dingin.

Ah yaa, sebelumnya, mau cerita dikit dulu tentang sistem ujian di Ghent University. Ujiannya biasanya berlangsung selama satu bulan, atau lebih (5 minggu), dan maksimum itu satu minggu ada 2 ujian, jadi kita mahasiswa punya waktu cukup banyak buat persiapan ujian, gak kayak di Indonesia yang satu hari kadang 3 ujian -___-

Naaahhh… berhubung saya orangnya rajin yaa (pencitraan), jd selama persiapan ujian itu saya pakai waktu seharian penuh buat belajar. Tapiii biasanya sih baru bisa konsen belajar pas udah gelap, nah… inilah asiknya perbedaan musim dingin dan musim panas πŸ˜›

Semester 1 lalu, bulan Januari, udah gak bersalju tapi masih dingin banget, adalah periode ujian. Matahari terbit jam 7-an, baru terang sekitar jam9 lah. Lalu matahari tenggelam sekitar jam 5 sore, jam 6 udah gelap banget. Dan siang harinya dingin, heater kamar nyala terus. Kostum sehari-hari di kamar adalah celana panjang yang tebel, kalau bisa, terus pakai sweater sama kaos kaki. Nyaman. Siklus belajar saya di musim dingin adalah belajar dari siang jam 1 apa jam 2 (krn br bangun :p), teruuusss sampe jam4, pernah sampe jam 5 pagi. Solat malem, tidur, bangun subuh, tidur lagi, bangun jam11-an, makan, mandi, belajar. Selalu seperti itu selama 1 bulan. Dan bayangkan.. I had zero physical activity during exam period!! Yang ada makan teruss.. karena dingin dan bosen. Pergi ujian juga gak naik sepeda krn dingin.. Selalu pakai bus dan tram. Hasil: lumayan walaupun ada 1 yg tak disangka ngulang.. dan tentunya berat bertambah :p

Beda dengan periode ujian di musim panas sekarang ini. Saya tidak bisa lagi menerapkan siklus semasa winter. Gak bisa lagi belajar nunggu adem, nunggu udah gelap. NO. karena sekarang gelap itu baru jam 10 malam, saudara-saudara… dan subuh jam3 aja.. hahaa.. apa jadinya kalau sy belajar cm pas gelap. cm bljr 5 jam sehari dong? :p lagipula sy sekarang menghindari begadang. Tidur sebisa mungkin paling lambat jam 1 pagi. Dan ini mengharuskan saya mengganti strategi!! Dan tentunya menambah aktivitas selain belajar, makan dan tidur, yaitu OLAHRAGA!!! Supaya akhir periode exam ini saya gak seperti akhir periode exam yang lalu. haha. Akhirnya strategi baru dibuat:
Bangun pagi jam9, habis itu either langsung olahraga (cycling atau jogging), atau langsung mulai belajar. Kalau cycling yg biasanya 2jam, abis itu langsung mandi dan langsung mulai belajar.. Kadang ada rehat tidur siang kalau kepala udah ngepul krn suhu d luar yg udah nyampe 27 derajat celcius… Nah, belajar bisa sampe jam 12. abis itu tidur deh supaya besoknya bisa bangun pagi πŸ™‚

Sejauh ini strategi sukses πŸ™‚ Hari pertama bangun jam 8 pagi langsung olahraga, ngelaundry dan masak, baru belajar. Hari kedua tadi, bangun agak telat, jam 9 sih.. tp di luar udah panas banget.. jd langsung aja belajar.. cyclingnya ditunda jd jam 6.30.sore tadi sampe jam 8.10 πŸ™‚

Dan ternyata saya bisaa… Target belajar yang diset juga tercapai.. Ternyata, belajar itu gak mesti dalam keadaan yang nyaman.. Diri.sendirilah yang mengeset mau seperti apa belajarnya.. bukan keadaan yang mempengaruhi belajar..

Lagipula, olahraga selama periode ujian itu bukan buang-buang waktu.. Justru, bikin tubuh tambah bugar dan semangat buat belajar πŸ™‚ Belajar tetep, tubuh terjaga. Semoga aja bisa jd tambah sehat dan gak masuk angin lagi. hahaa..

Setiap periode ujian d musim yang berbeda ini enaknya beda-beda. Di musim dingin, bener2 ngerasain nyaman nya belajar. Sedangkan di musim panas, mesti lebih struggle buat konsentrasi belajar di siang hari dengan suhu mencapai 27 derajat celcius!! Ditambah lagi saya yang berusaha “stretching” keluar dari zona nyaman “belajar,makan,tidur” … nambah value dikit di periode ujian dengan beraktivitas fisik apa saja setiap hari-nya.

Bismillah… akhirnya sy cuma bisa berdoa semoga sy bisa istiqamah selama 30-an hr ke depan, bisa terus konsen belajar di siang hari, tetep olahraga yang akhirnya nanti lulus semua ujian dgn nilai memuaskan, juga turun berat badannya… aheyyy… Aamiin..

btw, i love this dynamic thing… that things are always change.. for the better…

My first “serious” physical activity/adventure

Masya Allah. Baru sadar.. hampir 10 bulan tinggal di Gent, i hardly have a single serious exercise!! Only biking to school or going back, and maybe a little bit of walking.

Dan hari ini kali pertama untuk saya olahraga yg lama dan serius, sekaligus kali pertama juga naik sepeda ke tempat yang jauh, sekaligus pertama kali juga “menjelajah” kota Gent dan sekitarnya πŸ™‚ semua diawali di pagi hari ini…

Pagi ini diawali dgn sikap yang positif. Bangun pagi, tersenyum, membuka jendela, dan melihat matahari. Langsung semangat buat sepedahan… yippiiieee… Saya dipandu seorang teman saya yang sudah pernah sepedahan jauh, pergi menjauhi Gent. Saat itu sudah menunjukkan pukul 10.40 siang? terik? ya. tapi tetap sejuk. Gak kerasa kalau itu siang. Dan perjalanan dengan sepeda tambah menyenangkan ketika sampai pada sungai dengan jalan khusus sepeda dan pejalan kaki di sepanjang sungainya. Lalu kami mengangguk2, oooh ini yaa yg dibilang dosen, infrastruktur yg mendukung warganya spy banyak bergerak. Dan pemandangannya pun luar biasa indah. Sungguh, nyaman sepedahan di sinii..

image

Gak lupa, karena pemandangannya bagus, kita berhenti dulu untuk foto2:

image

Jalannya itu seperti gak ada ujungnya, tapi kalau kita bosen, bisa berbelok dan mengambil jalan ke arah ladang, pertanian, peternakan gitu. Bener2 berasa di desa..

image

Setelah berbelok dari jalan utama sungai tadi, kami mencoba2 jalan ke tempat lain, dan we really have no clue about that place. not even having a single plan about where are we heading to. we’re just having an adventure, trying new things, and it turns out GREAT πŸ™‚ We finally found that the name of the place is Heusden!!!

image

Dan kami bersepeda lebih jauh lagi, bertemu dengan persimpangan jalan yg hmmmm bikin bingung mau pilih yg manaa..

image

Walaupun awalnya kami
pergi ke arah Melle, tp akhirnya kami menyerah karena gak tau jalan, takut nyasar dan udah mau.ujan ternyata. But from deep of my heart, i really want to go to Melle once by bike.. and i will find a way to go there someday πŸ™‚ Seru aja kayaknya cari jalan pake sepeda.. bertualang seperti Doraa.. yippiiieee.. Ah yaa.. senangnya lagi dengan jalan2 kali ini itu adalah menemukan banyak hal baru.. kayak liat sapi khas Belgia yg lemaknya cm krg dr 1%, domba, liat kuda, dan ktmu juga sama kuda yg masih kecil dan.berbuluu.. senangnya mereka ramah.. mau dielus elus…

image

Setelah bertualang, yg menjadi tantangan adalah mencari jalan pulang!! haiyaa.. nge-blank bgt kalau yg satu ini.. pengennya kita cr jalan baru, tp malah nyasar dan untungnya kita ktmu halte bus ke arah Gent!! dan di tengah perjalanan mengikuti jalur bus, kita menemukan jalan sepanjang sungai itu lagi. wiii senangnyaaa~~~

The best thing about biking in here is that you always feel safe. Sepeda didahulukan oleh mobil, sudah berkali-kali loh mobil berhenti mempersilahkan kami lewat, dan berhenti ketika mau belok. Di jalan besarnya pun lampu lalu lintas untuk sepeda selalu tersedia, juga jalur sepeda di sini sangat memadai. Sungguh, biking is my new hobby right now \^.^/

Perjalanan sy dan teman berakhir jam 13.00 tepat. dan berarti kita udah bersepeda selama 2 jam!! Segernyaaa…. jd ingin rutin setiap minggu atau seminggu 2x sepedahan yg jauh gini..

Sampai rumah, langsung siap-siap petualangan berikutnya: Pergi ke Brussels liat ceramah Aa Gym.. naik sepeda?? haha. tentu tidak. naik kereta kok. Nantikan ceritanya πŸ™‚

Extended Dream

Saya punya 3 mimpi 2 tahun lalu: Job. Scholarship. Satunya lagi, sensor ah.. rahasssiiiaa.. hehehe. Tidak mudah mencapai mimpi. Butuh waktu 1 tahun bahkan untuk saya mendapatkan pekerjaan, karena waktu itu rencana awal adalah kuliah lagi, ternyata beasiswa tidak didapat, jadi ya mencari kerja untuk mengisi kegiatan sembari hunting beasiswa lagi. Dan untuk mimpi saya yang kedua, scholarship, saya mati-matian mengejarnya. Ingin sekali. Sempat gagal di tahun pertama mencoba. Gagal di VLIR, FULBRIGHT, monbusho. Tapi, bukankah kunci mendapatkan mimpi itu adalah maju terus? tidak mengenal kata menyerah? Dan tentunya dengan doa dan belajar dari kesalahan, juga mencoba beasiswa baru, LOTUS ERASMUS MUNDUS, akhirnya mimpi saya mendapatkan beasiswa dan kuliah di luar negeri tercapai.

Dan sekarang, di sinilah saya, Negara yang terkenal dengan cokelat terenak sedunia-nya, menjalani mimpi saya, living my dreams, finally. Mulus? Tentu tidak. Seperti halnya jalan, ada turunan, juga tanjakan, kadang berlubang yang membuat saya tersandung, bahkan jatuh. Misalnya beberapa bulan lalu setelah mendapat hasil ujian, yang ternyata saya harus retake salah satu exam, yang pada saat pengerjaannya saya merasa 100% bisa, dan 100% lulus. Saat itu saya JATUH, KERAS sekali…. Belum pernah selama perkuliahan harus merasakan retake exam, gagal di ujian. Selama S1, jalannya bisa dibilang mulus. Well, siapa tahu ini tanda dari Allah… Jalan dari-Nya untuk tetap merunduk. Rendah, agar tidak ada lagi tempat untuk jatuh. Atau, saat perasaan minder mulai muncul, ketika disandingkan dengan teman-teman dari berbagai negara yang punya banyak sekali pengalaman dengan nutrisi. Sedangkan saya? anak biologi, sains, yang berharap bisa mengais ilmu tentang nutrisi di sini. Gak ada pikiran sebelumnya kalau ternyata belajar nutrisi itu penuh tantangan dan sempat menemukan ketidakcocokan di beberapa matakuliah yang terkesan sangat sosial. Merasa ini bukan field saya. Merasa ingin menyerah saja.

Tapi, Allah Yang Maha Penyayang, selalu memberikan jalan untuk hamba-Nya yang gigih, yang bekerja keras, belajar keras apa pun itu pelajarannya. Sampailah saya pada satu titik di mana saya menemukan field yang tepat di Human Nutrition ini. Thesis saya.

Kisah saya sampai pada Thesis yang akan saya kerjakan mulai semester depan juga begitu ajaib. Awalnya saya tidak mengindahkan sama sekali e-mail dari koordinator tentang topik thesis dari seorang Profesor yang belum pernah mengajar kami, tentang “Red Meat and Colorectal Cancer”, sampai kuliah “Scientific Reading, Writing and Communication Skill” dimulai, yang mengharuskan kami mencari topik buat master thesis. Kayaknya emang jodoh apa gimana, gak ngerti, Alhamdulillah, ketika saya bilang sama koordinator kalau sy tertarik topik itu, beliau langsung menghubungkan saya dengan beliau via telepon, tapi saat itu beliau lagi gak ada, dan setelah nunggu kok gak ada respon, daripada mesti nunggu lebih lama lagi, akhirnya saya e-mail dan direspon positif. Akhirnya kami bertemu, berdiskusi untuk membuat proposal.

Hasil diskusi dengan beliau juga membuat saya tercengang. Saya ternyata bisa memilih bidang apa pun yang saya sukai yang berhubungan dengan red meat dan kanker usus besar dan rektum, bisa food chemistry, atau cell biology. Tentunya, saya memilih cell biology, dan tanpa disangka-sangka, master thesis saya ini adalah gabungan pekerjaan semasa Kerja Praktek di Stem and Cancer Institute mengenai Colorectal Cancer, dan Bachelor Thesis saya, tentang Kerusakan DNA yang diuji oleh Tes Komet. Such a bless!! Alhamdulillah Allah sekarang menunjukkan alasan kenapa saya harus KP di sana, harus tugas akhir tentang tes komet, ternyata, ini jalannya. Jalan yang membawa saya pada bidang Human Nutrition + Cell Biology. Subhanallah.

Tidak hanya sampai di situ Allah menunjukkan Kasih Sayang-Nya buat saya. Allah semakin menunjukkan setitik cahaya ke arah mimpi saya berikutnya, perpanjangan mimpi saya, yang awalnya masih gelap. Ketika saya selesai mempresentasikan proposal Master Thesis saya di hadapan koordinator dan jury, juga teman-teman, saya kaget dengan evaluasi dari Jury dan Koordinator yang memuji presentasi saya. Bahkan, setelah selesai, koordinator saya menghampiri dan bilang kalau beliau sudah mendapatkan evaluasi dari promotor/profesor saya, dan katanya profesor saya sangat puas dan bangga dengan kinerja saya, tidak menyangka seseorang dari nutrisi bisa begitu dalam membahas ttg kerusakan DNA dan semacamnya, dan beliau bilang, jarang sekali di universitas ini yang mampu di kedua bidang itu, dan kandidat Ph.D tidak begitu banyak, jadi nanti kamu bisa maju, kata scientific coordinator sy ini. Belakangan, beliau juga bilang kalau beliau bangga, karena saya sudah bekerja keras, dan ketika presentasi terlihat profesional dan sangat mengerti dengan topik yang dibicarakan, “You really got it, I can really feel” katanya.

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin….. Jalan memang berliku, dari dahulu susah sekali diajar berhitung, SD ranking 9 dari 11 siswa, di SMA ranking 43 dari 45-an kalau tidak salah, mendapatkan salah satu cita-cita masuk Biologi ITB, sedih dapat topik skripsi yang tidak sesuai, lulus CumLaude dan tepat waktu, 2 tahun mencari beasiswa, menggapai mimpi yang akhirnya di dapat. Pergi ke Belgia, living my dream and of course now, I am EXTENDING MY DREAM: Ph.D either next year or in 2 years. Hopefully. Karena hidup itu tentang menggapai mimpi, menjalani mimpi dan memperbaharuinya. Selalu ada mimpi baru setelah yang satu tercapai. Tentunya tanpa melupakan mimpi utama, yaitu menjadi tamu Allah di Surga-Nya, atau bahkan mimpi-mimpi kita yang diperpanjang ini mesti diniatkan menuju ke mimpi utama.

Bismillah.

Semoga Allah memberi kekuatan buat saya untuk menggapai mimpi baru saya ini.

Beribadah di Eropa #3: Tentang Jilbab

Mengenakan Jilbab sejak Sd, walau kadang dilepas, baru full mengenakan jilbab dari SMP, dan sampai sekarang pun saya tau, belum sempurna-nya saya menaati aturan Allah yang satu ini. Semoga ke depannya bisa lebih baik.

Oh yaa… saya menulis ini karena banyak yang menanyakan bagaimana memakai kerudung di Eropa? Apakah ada diskriminasi? Apakah di beberapa negara eropa, kerudung di-banned? Saya akan menceritakan pengalaman saya tentang hal ini di sini.

Sebelum ke sini, saya merasa memakai kerudung itu kebiasaan, sampai di sini, saya baru mengerti kalau kerudung itu adalah identitas. Pembeda. Bukan berarti orang memperlakukan kita beda, bukan…. tapi orang jadi tau kalau kami yang bekerudung ini muslim, and have some restrictions. Seperti cerita yang saya alami di Paris ketika membeli macaroons, orang dengan mudah kenal kalau saya muslim dan melarang saya membeli yang beralkohol.

Lebih dari itu… identitas muslimah ini membuat kita bisa menemukan saudara sesama muslimah dengan mudah. Cerita unik tentang persaudaraan ini adalah ketika kami traveling ke Spanyol, di bandara Barcelona, kami bertemu satu keluarga dari Aljazair yang akan pulang ke negaranya, karena tau kami muslimah, dari jilbab kami, mereka mengajak ngobrol, walaupun akhirnya gak nyambung karena bahasa kami berbeda, mereka bisanya bahasa perancis dan arab, sedangkan kita hanya bisa bahasa inggris, jadilah dipakai bahasa tarzan. Tapi entah kenapa saat itu kita mengerti satu sama lain :’) Saat itu, kami saling menjaga, karena kami tidur di airport juga. Kemudian mereka juga sangat baik memberi apel untuk kita. Subhanallah, indahnya ukhuwah islamiyah πŸ™‚

Cerita lain mengenai identitas yang membawa pada ukhuwah adalah ketika kita di mana pun bertemu orang islam, sangat terharu ketika orang tersebut mengucapkan salam pada kita. Ini sangat berarti buat saya karena saya merasa tidak sendirian hidup di negara yang minoritas muslim. Atau seperti tadi pagi, saya kerepotan membawa laptop dan jurnal serta alat tulis ke lantai bawah, kemudian muslimah bule berkerudung di depan saya membukakan pintu untuk saya dan tersenyum pada saya. Subhanallah….

Dari semua cerita saya, tentu sudah bisa diambil kesimpulan, kalau mengenakan kerudung di Eropa sama sekali tidak menakutkan.. Bahkan, pemberi beasiswa pun sama sekali tidak peduli dengan jilbab. Mereka menilai dari kemampuan orang tersebut. Bahkan, teman-teman saya di sini yang diterima beasiswa banyak yang memakai jilbab, kok. Jadi, jangan khawatir jilbabmu mempengaruhimu mencari ilmu πŸ™‚

Insya Allah, kalau kita istiqamah di jalan Allah, Allah akan menunjukkan jalan untuk kita di dunia πŸ˜€

Beribadah di Eropa #2: Tentang Halal dan Haram

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan kepada kamu memakan bangkai, darah, daging babi dan binatang-binatang yang disembelih tidak kerana Allah, maka sesiapa yang terpaksa (memakannya kerana darurat) sedang dia tidak mengingininya dan tidak pula melampaui batas (pada kadar benda yang dimakan itu), maka tidaklah dia berdosa. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.

Q.S Al-Baqarah : 173

Melanjutkan cerita saya tentang ibadah di Eropa, kali ini saya akan bercerita tentang tantangan mengikuti perintah Allah di Q.S Al-Baqarah : 173 di atas. Makanan dan minuman haram. Untuk saya yang awam sekali dalam berislam, saya hanya tahu kalau saya tidak boleh makan babi, dan daging yang tidak disembelih dengan nama Allah SWT, juga dilarang minum minuman keras (alkohol), walaupun sedikit saja. Itu pemahaman saya. Tapi ternyata, tidak hanya sampai di situ saja. Bahkan, muslim tidak boleh juga mengonsumsi makanan yang DIOLAH BERSAMAAN DENGAN MAKANAN HARAM. Awal di sini, saya santai aja makan McD yang ikan… tapi belakangan saya tau dari orang-orang kalau bisa aja itu dimasaknya barengan sama bacon atau apa lah. Waktu itu juga pernah masak-masak sama temen yang orang Cina, dia masak beef, tp dibelinya dari supermarket (udah pasti gak halal) dan untuk kesopanan, kami hanya makan paprika hijaunya saja, padahal itu juga gak boleh, karena dimasak dengan daging yang haram. Masya Allah….

Selain itu, di sini kami juga mesti ekstra hati-hati kalau beli makanan, even snack di supermarket. Mesti lihat-lihat komposisi-nya, dan menghapal “babi” dalam bahasa belanda, yaitu: VARKENSVLEES. dan hati-hati, ternyata ini ada di makanan yang gak kita sangka… Marshmallow misalnya, yang memakai gelatin dari babi. Ah yaa… gelatin pun mesti sama sekali dihindari, karena biasanya memang dari babi. Dan gelatin itu ada di jelly2, permen2 kenyal semacam yuppy. Jadi, waktu pas teman saya menghidangkan kue pie buah-buahan gitu, yang diberi jelly di atasnya, saya menolak untuk memakannya, tentunya dengan sopan, dan sedikit berbohong. Mudah2an berbohong yg ini termasuk berbohong demi kebaikan πŸ™‚

Oh yaa… masalah haram ini, banyak juga ternyata yang menggampangkannya, dengan alasan “survival”. Jadi, beberapa orang gak masalah makan daging apa pun selain daging babi. Yang penting bukan babi, katanya. Padahal, ini termasuk hal serius juga:

Dan janganlah kamu makan dari (sembelihan binatang-binatang halal) yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya, kerana sesungguhnya yang sedemikian itu adalah perbuatan fasik (berdosa) dan sesungguhnya Syaitan-syaitan itu membisikkan kepada pengikut-pengikutnya, supaya mereka membantah (menghasut) kamu dan jika kamu menurut hasutan mereka (untuk menghalalkan yang haram itu), sesungguhnya kamu tetap menjadi orang-orang musyrik.

Q.S Al-An’am : 121

Kalau untuk saya sendiri, masalah haram ini bukan hanya masalah ketaatan pada Allah. Tapi, ini adalah mengenai “apa yang dimasukkan ke dalam tubuh kita”. Benar adanya kalau “we are what we eat”. Kita ini ya apa yang kita makan, kalau kita makan sesuatu yang baik dan halal, baik dari makanannya maupun sumbernya (penghasilan), insya Allah kitanya juga akan baik, sedangkan kalau kita mengonsumsi yang haram, bisa jadi hati menjadi keras dan tertutup dari hidayah Allah SWT.

Alhamdulillah di Belgia sini ada pemukiman Turki, yang menjual daging dan ayam halal, dengan harga yang murah pula. Akhirnya, Rabot, nama pemukiman Turki di Gent, Belgia ini menjadi langganan saya untuk beli daging dan ayam halal. Di situ juga ada supermarket halal-nya… ada sosis dan burger halal juga. Ternyata ga mesti selalu makan ikan dan telur seperti yang saya sangka di awal. Alhamdulillah… πŸ˜€

Dan selama traveling, pun, di negara-negara Eropa, bisa dicari kebab turki, selain halal, biasanya harganya pun bersahabat. Dan satu hal yang membuat saya tercengang dan terharu secara bersamaan adalah saat saya traveling ke Paris. Di Paris, tentunya saya mencari “macaroons”,Β desserts gula-gula khas perancis dan saya berniat membelinya di Laduree, toko Macaroons paling terkenal sedunia, paling tua juga. Saat saya memilih-milih macaroons yg mau sy beli, ketika saya menunjuk suatu rasa macaroons, waitress-nya langsung bilang “no, you can’t eat that, it contains alcohol”…. Subhanallah, alhamdulillah Allah mempermudah saya saat itu, dan sy takjub sekali dengan identitas yang saya pakai, yg menandakan kalau saya muslim, yang juga membantu saya untuk menghindari makanan haram :’)

Pengecualian adalah di Yunani. Negara ini lah tempat yang tidak ada satu pun penjual makanan halal. Kalau seperti ini, Bismillah saja….

Semoga Allah memudahkan saya dalam menghindari makanan haram, dan semoga ilmu saya tentang ini bisa bertambah, jadi dalam pelaksanaannya bisa maksimal.

Silahkan loh, kalau teman-teman punya info mengenai hal ini, bisa di-share di sini… senang juga kalau ilmu bisa bertambah πŸ™‚

Beribadah di Eropa #1: Tentang Shalat

Tulisan ini semata-mata berdasarkan apa yang saya alami semenjak menginjakkan kaki di Eropa. Jadi, kalau misalnya saya salah, mohon diberitahu yaa… supaya saya bisa lebih baik lagi menjalankan perintah-Nya di mana pun saya berada. πŸ™‚

Oke, buat saya, beribadah di mana pun tidak ada bedanya. Di Indonesia, di Belgia, di Turki, Islam ya Islam… Shalat 5 waktu menghadap Ka’bah, makan dan minum yang halal. Aturannya sama.

Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.

(Q.S Al-Baqarah : 144)

Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu, agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu), kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, agar Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu, dan agar kamu mendapat petunjuk.

(Al-Baqarah : 150)

Yang berbeda adalah mudah/sulitnya dalam melaksanakan. Tentunya, tantangan pelaksanaan ibadah di setiap negara Β pasti berbeda. Kalau di sini, negara yang muslim-nya minoritas, tentu masalah utama adalah pelaksanaan Shalat dan Konsumsi makanan dan minuman yang Halal.

Dalam hal Shalat, terkadang kami terhadang masalah waktu dan tempat. Misalnya, saat musim gugur dan musim dingin yang waktu siangnya sangat pendek, waktu shalat bentrok dengan waktu kuliah. Dzuhur misalnya, dari jam 1-an siang sampai jam 3, sedangkan kuliah dari jam 1-4. Yang mungkin, dilanjutkan lagi sampai jam 6, sedangkan jam 5 sore sudah Maghrib.

Otomatis, kami harus shalat di waktu break yang hanya 10 menit. Di Indonesia, atau negara mayoritas muslim, mungkin mudah mencari mushalla terdekat. Biasanya universitas pun menyediakan Mushalla. Tapi tidak dengan di sini. Dulu, karena ilmu saya masih terbatas, saya mengikuti saran teman dan senior, dengan cara tayamum dan shalat sambil duduk saja di kelas saat break. Selama beberapa lama saya melakukan cara itu. Pun ketika saya traveling, kami mencari tempat sepi, bertayamum, lalu shalat. Dan baru sekitar 2 bulan lalu saya mendapat info dari seorang teman di Indonesia, kalau hal tersebut tidak benar. Selama masih ada air, gak boleh tayamum, dan selama masih bisa berdiri, gak boleh shalat sambil duduk.

Lalu, dimulailah petualangan saya mencari tempat solat di kampus. Dulu, pas awal-awal sempet nyari mesjid deket kampus, tapi ternyata agak jauh juga kalau mesti ke sana selama break 10 menit, waktunya gak cukup, lagi pula saya punya pengalaman buruk sebenarnya dengan masjid itu, sepatu saya sempat hilang πŸ˜› tapi alhamdulillah pengurus masjidnya baik, meminjamkan sandal yang saya kembalikan esok harinya. Balik ke masalah tempat shalat di kampus, selama masih mencari tempat yang permanen, sy sempat shalat di kelas kosong, dan di lorong hall gitu, tapi alhamdulillah Allah memberi kemudahan untuk saya dalam beribadah, dengan mengantarkan saya pada satu tempat yang benar2 terpencil dan tersembunyi. Di lantai 2 Gedung E, dekat juga dengan kamar mandi (untuk wudhu). Jadilah setiap kali saya shalat, saya bisa menggelar sajadah, memakai mukenan dengan gerakan sempurna. Alhamdulillah :’)

Inilah tempat saya shalat di kampus:

Kalau sekarang, di musim semi menjelang musim panas, tantangannya beda lagi. Waktu shalat sudah tidak menjadi masalah karena dzuhur sekarang dari jam 2-5.30 PM, jadi saya selalu bisa shalat dzuhur dan ashar di rumah πŸ™‚

Tantangannya sekarang adalah shalat Isya dan Subuh. Kadang, sungguh malas rasanya mesti menunggu Isya yang datang mulai jam 11.20-an PM sekarang. Dan sulit rasanya bangun subuh di jam 3.20-an AM. Sungguh gak paham lagi, knapa jarak isya sama subuh bisa hanya 4 jam saja??? Sekarang masih belajar shalat subuh tepat waktu… huhuu… dan tampaknya tidur setelah subuh itu sudah tak terhindarkan lagi. Semoga Allah memaklumiiii… >.<

Uji coba rice paper.

Pernah jajan di belakang ITB? pasti tau dong dengan pisang cokelat-nya yang enaknya udah gak ngerti lagi. Hehee… Pisang cokelat alias pisang aroma dulu pernah jadi langganan saya, tentunya semasa saya masih jadi mahasiswa di ITB. Atau… jajanan terkenal di depan ITB ada juga lumpia basah!! kulit lumpia yang diisi rebung, toge dan pakai saus gula merah. Nyaammm… dan yang lebih enak lagi itu lumpia semarang. Mirip sama lumpia basah, tapi saus gulanya terpisah. Saya biasa menyantap itu di kedai Lumpia Semarang Jl. Badak Singa.

Daaaannnn ternyata, sampai Belgia, kedua makanan yang terbuat dari lumpia itu masih terngiang-ngiang.. Rasanya kok pengen yaaa coba buat pisang aroma… Tapi, saya gak tau beli kulit lumpia di mana… dan akhirnya memiliki ide untuk memakai RICE PAPER saja… Ide datang karena waktu itu sempat membuat spring roll khas Vietnam bersama teman-teman saya, jenis RICE PAPER-nya itu unik. Tipis, transparan, keras, sedikit lentur tapi kalau dilipat bisa patah. Sebelum dipakai untuk pembungkus, kami harus membasahinya dahulu, lalu jadilah tekstur yang mirip dengan lumpia, walaupun tetap lebh enak kulit lumpia sih, haha.

Serunya, untuk cokelatnya, kami memakai cokelat hasil THESIS-nya Mas Kiky, seorang teman yang kuliah di Food Tech. Jadi ceritanya, Pisang Aroma Cokelat, made with belgian chocolate, laboratory made. Made with precission, accuracy and laboratory hygiene. Hahaa… Itu tagline pisang aroma kami kalau nanti dijual. Rasanya? Gak kalah tuh dengan Pisang Cokelat Sabuga… hehe..

Image

Hari selanjutnya, kami memutuskan untuk gantian memasak lumpia semarang, tapi kali ini yang tidak digoreng saja, itung-itung ngurangin kalori juga, jadi hidangan yang satu ini bisa dibilang sehat πŸ™‚ dan ternyata, Rice Paper ini enak juga tanpa diapa-apakan. Sudah enak dengan isi tumis rebung dan saus gula merahnya :3

Image

Alhamdulillah, jauh-jauh di Belgia masih bisa merasakan masakan Indonesia yang enak-enak.. Alhamdulillah, maka nikmat Allah manakah yang kamu dustakan?

:’)

Β 

Suatu hari di kelas yang menginspirasi…

Kali ini, saya akan sedikit bercerita tentang perkuliahan. Wah, lagi-lagi kuliah.. Memang, akhir-akhir ini waktu saya ter-occupied oleh kegiatan akademik. Kuliah mulai padat dan banyak sekali tugas, tapi….. senangnya kuliah di Human Nutrition adalah selalu ada hal yang menarik setiap kuliahnya. Selalu ada yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sederhananya, penuh hal yang menginspirasi.

Salah satunya adalah kuliah yang diberikan oleh Prof. Patrick Kolsteren dalam matakuliah “Planning and Project Design”. Hari itu adalah hari pertama kuliah kami, dan sang Professor di tengah kuliahnya, menguji sikap kritis kami dengan bertanya:

“Kalau kalian mendengar kata Diabetes Mellitus Tipe 2, menurut kalian, profesi apa yang bertanggung jawab?”

Lalu, kebanyakan dari kami tentu menjawab: “Medical Doctor or Medical Person”.

Seperti sudah bisa menebak sebelumnya, kemudian sang Professor bertanya lagi:

“Memangnya, menurut kalian, apa yang menyebabkan penyakit itu?”

Banyak dari kami menjawab: Pola makan yang buruk dan kurangnya aktivitas fisik.

“Ok… lalu siapa yang bertanggung jawab terhadap banyak atau tidaknya aktivitas fisik seseorang? APAKAH KALIAN MERASA NYAMAN BERSEPEDA DI GENT?

Sontak, kami menjawab Ya dengan serempak πŸ˜€

Dan ketika beliau bertanya lagi apakah kami mau bersepeda di negara kami, haha… semuanya tentu menggeleng, terutama saya, woooohhh… TENTU TIDAK. BAHAYA SEPEDAAN DI BANDUNG YANG SUDAH SEMAKIN CROWDED >.< Saat itu saya yang menjawab dan menggeleng paling keras. Haha. Ketika ditanya lagi kenapa, tidak adanya jalan sepeda menjadi alasan saya.

ITU DIA. Banyaknya aktivitas fisik seseorang JUGA dipengaruhi oleh TATA KOTA. Apakah kota tersebut nyaman untuk warganya berolahraga, bersepeda? Apakah kota cukup menyediakan ruang terbuka untuk warganya jogging, jalan-jalan? Dan apakah jalan cukup aman untuk warganya bersepeda? Dan di sini peran CITY PLANNER sangat berpengaruh, ternyata.

Lebih jauh lagi, beliau juga bercerita tentang Nutrition Planning di Swedia yang juga melibatkan ARSITEK. Bagaimana gedung dibuat sedemikian rupa, sehingga warganya “terpaksa” untuk bergerak, misalnya menaruh tangga di tempat yang lebih dekat dan menaruh elevator jauh-jauh. Atau menaruh tempat parkir mobil jauh dari gedung perkantoran, ATAU bisa juga membuat tangga menjadi “FUN” dengan cara membuatnya seperti Piano, seperti yang ditunjukkan pada video Youtube satu ini:

Jadi, untuk membuat orang “bergerak” itu, bisa juga dengan cara yang “FUN” ternyata…. Berolahraga ga selalu harus menyiksa. Dan alangkah senangnya kalau tinggal di kota yang membuat kita banyak bergerak sekaligus menyenangkan. Sepertinya ini PeeR juga buat para CITY PLANNER dan ARSITEK kita yaaa…. *tepuk bapak dan mamah saya…. πŸ˜€