Tentang Pengeboman di Brussels Maret, 2016

Jumat lalu ketika saya ke Brussels untuk perpanjang paspor, saya sempat terheran-heran ketika melewati city center, suatu daerah yang dinamakan Place de Brouckere. Saya melihat beberapa truk tentara terparkir di jalanan, dan jalanan utama pun seperti ditutup, ditambah lagi banyak tentara lengkap dengan senjata laras panjangnya, berjaga-jaga di daerah tersebut. Walaupun saya sempat takut, saya tetap memotretnya dari kejauhan, karena ini momen yang langka!! Terakhir Brussels siaga seperti ini adalah selepas Paris Attack Bulan November 2015 lalu.

IMG_20160318_111037

Jalanan ditutup, dan tentara belaras panjang pun berjaga-jaga

Setelah saya posting di FB, menanyakan kondisi Brussels yang siaga lagi ini, seorang teman menjawab, ternyata 2 hari sebelum saya tiba di Brussels ini, yaitu tanggal 16 Maret 2016 lalu. terdapat penangkapan teroris pelaku Paris Attack, yang cukup menyeramkan, dengan baku tembak antara polisi/tentara dengan pelaku teroris, snipper pun sempat ditempatkan diberbagai titik, dan baku tembak ini menghabiskan nyawa di kedua belah pihak, baik polisi, juga teroris.

Berselang beberapa hari, mendapat kabar mencengangkan di grup FB PPI Gent, yang diposting oleh teman saya, alumni UGent, di Indonesia, menanyakan kabar teman2 yang masih di Belgia. Brussels International Airport Zaventem di BOM!! DUA KALI!! Ditambah kabar bom yang berlanjut, di stasiun Metro Maalbek dan Schuman, dekat parlemen EU, juga Stasiun Metro Art-Loi dekat parlemen Belgia. Dan Kabarnya ada bom yang meledak di DALAM METRO, ketika sedang bergerak. Masya Allah… Terbayang kalau saya dan teman-teman beberapa kali memakai metro yang melewati stasiun Art-Loi untuk ke KBRI, juga gak kebayang bagaimana teman-teman PPI di Brussels sekarang. Kabarnya semua transportasi lumpuh, Metro, bus dan tram sama sekali tidak beroperasi, kereta hanya beroperasi di 3 stasiun utama, dengan limited access, hanya satu pintu yang diperketat penjagaannya, juga sekarang dilarang membawa backpack, juga koper2 yang mencurigakan. Tentunya sekarang ini penerbangan semua dialihkan ke Bandara Charleroi, sementara Bandara Zaventem ditutup sampai waktu yang tidak ditentukan. Ghent University sendiri mengambil tindakan membebaskan mahasiswa nya untuk tidak mengikuti pelajaran, menghimbau seluruh civitas akademika yang tinggal di luar Gent, untuk tidak berpergian, STAY AT HOME!! BRUSSELS SIAGA EMPAT!! (Level tertinggi pengamanan, dulu pas Paris Attack masuk level 3)..

Se-mengerikan itu ya kedengarannya. Pantas saja beberapa teman baik menanyakan keadaan saya via whatsapp, Line, juga Facebook, beberapa teman juga memakai fitur safety check di Facebook, menanyakan keamanan saya. Ternyata berita ini pun tersebar luas di Indonesia, ditayangkan berbagai stasiun televisi. Sehingga kali ini saya merasa harus bereaksi, menulis di wordpress. Bukan, bukan mau punya double standard, bereaksi pada pengeboman Belgia, tetapi tidak bereaksi pada pengeboman di Turki atau perang pertaruhan nyawa di belahan dunia lain. Tapi ini masalah lokasi saja. Pengeboman di Belgia kali ini terasa sangat dekat, bisa dibilang terjadi di kota sebelah, yang bisa jadi berimbas ke kota-kota di sekitarnya (semoga tidak), dan dengan kejadian kali ini, saya semakin merasa kalau kematian atau musibah itu sangat dekat. Dan terorisme itu sekarang sudah ada di mana-mana. Dulu hanya tau kalau Amerika lah sasaran terorisme, tapi sekarang tidak lagi!! Sudah terjadi di Indonesia, Turki, dan Eropa!! Bahkan di Turki!! Negara yang bisa dibilang Negara Arab dan Islam, lho.. Jadi masih mau menyalahkan Islam? Padahal, yang sangat dirugikan dari peristiwa pengeboman, terorisme ini adalah Umat Islam sendiri!! Judgement dan juga bully juga rasisme terhadap Umat Islam setelah kejadian terorisme akan semakin nyata. Di Amerika saja sekarang calon presidennya berencana melarang imigran muslim dan benar2 menutup negaranya dari negara-negara muslim. Apakah reaksi Eropa akan sama juga? Melarang lagi imigran Syiria? Padahal belum tentu mereka yang melakukannya. Contoh nyata nya lagi ya saya sendiri, selepas peristiwa Paris Attack, sedang dengan santainya berjalan menuju kampus, 2 orang pelajar meludah ke arah saya, dari ruang kelas mereka di lantai-entah-berapa. Saya yang menolak bersitegang dengan siapa pun, berusaha tidak menengok ke atas, dan tetap berjalan dengan santainya, sampai tawa mereka hilang dari pendengaran, dan dengan santainya lagi, mengusap ludahan mereka dengan tissue. ISLAMOPHOBIA. Itulah hasil dari terorisme sekarang. Semakin sulit umat muslim membangun jembatan kehangatan, kedamaian dan toleransi, tetapi tentu umat muslim juga gak berhenti berjuang, untuk tetap menebarkan kedamaian dan juga kebaikan di muka bumi. Semoga bisa menjadi agen muslim yang baik di mana pun berada dan membesarkan keturunan, generasi Rabbi Radhiyya.

 

#ODOPfor99days

#day57

Things to be grateful of

Let’s just stop the sadness and just focus on things that I should be grateful of. Memang benar Hudza pisah sama Bunda nya, tapiiiii di Bandung, Masya Allah, Hudza diasuh oleh banyak orang yang sayang Hudza, ada Nana, Yangkung dan juga Bi Entin, eh dan tentu ada ayahnya doong, Mas Fikri. Kadang Nana juga suka bawa Hudza ke pengajian, dan sudah mulai bisa dekat, tertawa2 dengan teman2 pengajiannya mamah. Fiuuuhhh, Alhamdulillah, lega rasanya melihat Hudza yang sisi sosial-emosional nya makin terasah, pelan pelan mulai hilang separation anxiety nya.

Dan yang paling bikin terheran heran sekaligus senang adalah nafsu makan Hudza yang meningkat, dan tidur malam yang makin pulas. Sudah keliatan seperti anak besar saja, makan bisa 3x sehari dengan lahap, habis semua dalam waktu 10 menit saja, ditambah snack kue dan buah-buahan yang menurut laporan kadang lebih dari 2 porsi snack sehari. Hmmmmm, pantas saja sekarang Hudza terlihat begitu gembil, tangannya, pipinyaa, perutnya, keliatan maju semua, oh ya, sepertinya tinggi nya juga nambah, diliat dari foto aja sih, kalau celana nya Hudza sudah mulai kependekan sekarang.

image

Look at him sleeping so safe and sound.. And now Hudza looks super big already!!! Alhamdulillah

Mengenai tidurnya, masih peer banget sih buat yang ngasuh Hudza di Bandung, terutama kalau siang, masih suka terganggu suara tukang jualan hehehe, tapi tidur malamnya patut diacungi jempol deh.. Dulu kayaknya hanya semalam dalam beribu2 malam Hudza bisa bobo nyenyak straight 6-7 jam, sisanya? Sering terbangun minta mimi ASI terutama setelah jam 1 malam. Dan sekarang? Laporan dari ayahnya sih bilang Hudza sudah bisa tidur malam sendiri, guling-guling di kasur, rentangnya sekitar jam 7-9 malam, trus bobo nyenyak sampai jam 4!! Minum susu, lalu tidur lagi, bahkan kabarnya pernah kejadian Hudza bobo semalaman, 12 jam!! Masya Allah, betapa senangnya Bunda dapat kabar2 baik Hudza dari ayah dan Nana, yang awalnya khawatir berlebih tentang tidur dan makan Hudza, terlebih selepas disapih secara terpaksa, dan melihat nafsu makan Hudza selama saya masih di Bandung 2 minggu lalu, yang masih sangat sedikit. Namun kekhawatiran itu sirna, Hudza is really in a good hand right now. Allah is taking care of him through Ayah and my parents.

Ohya, hal lainnya yang sangat patut disyukuri adalah kesehatan Hudza yang jauh membaik. Selama winter di Belgia sini, walaupun gak bersalju, tapi Hudza was having a very difficult time, dia jadi sering sakit, adaaaa saja penyakitnya, infeksi paru-paru, infeksi telinga, sampai cacar air, terakhir masih ada lendir di telinga nya. Tapi sampai Indonesia, awal-awal memang masih meler sedikit, sisa dari Belgia, tapi Masya Allah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Hudza sekarang sehat2, dan semoga sehat selalu di sana.

Dan, satu lagi yang bikin Bunda bahagiaaaaa, Bunda sudah tau cara bikin Hudza ketawa2 pas video call sama Hudza, momen manis dengan Hudza, yang senyum2, ketawa2 setiap video call, momen yang hanya milik kita berdua ya Hudza boy… Salam bababababbababababababa, hihi.. Dan juga ketika dinyanyikan lagu Itsy Bitsy Spider dan Ba-Ba Black sheep.

Woowwww, saya sangat terkejut lho betapa powerful-nya nulis hal-hal positif kayak gini, ternyata bisa bikin senyum2 sendiri, walaupun tetap kangen, tapi seneng aja ngebayanginnya Hudza bahagia dan senyum tertawa di sana…

Keep being my active, happy, healthy, cute little boy, Hudza… Bunda selalu menunggu kejutan berita baik berikutnya..

 

#ODOPfor99days

#day20

Fragile, handle with care!! (cerita seminggu LDR sama anak)

“Gimana liburannya di Indonesia?”

“Apa kabar Hudza?”

“Kok Hudza pulang ke Indonesia? Sampai kapan?”

” Wah, sekarang kamu datang ke lab lebih pagi ya? Ada apa?”

Pertanyaan2 sejenis itu lah yang gak pernah absen ditanyakan setiap hari semenjak kepulangan saya sendirian ke Belgia, tanpa anak dan suami. Biasanya berujung jawaban penjelasan yang panjang, dan air mata. Gak mesti bercucuran air matanya, kadang iya sih, lebih sering iya, tapi kadang juga harus saya tahan, jd cuma sampai di pelupuk mata, gak boleh sampai jatuh, apalagi kalau yang nanya kolega di lab, sekretariat departemen, apalagi professor kan, gak boleh sampai nangis!!

Tapi ya gitu jadinya, rapuh banget, disentuh dikit pecyah deh. Misal, pas sampai rumah pertama kalinya, sendirian, lihat rumah, segala sudutnya inget Hudza dan Mas Fikri (Nah kan, nulisnya aja udah nangis), liat kursi makan Hudza, nangis, liat kursi, inget Hudza yang suka dorong2, apalagi kasur, inget tiap malem mimiin Hudza. Wah, hari pertama mah kacau bapernya. Sampe tidur pun masih suka kebangun2 gara2 selama setaun kan pola tidurnya terinterupsi karena mimiin ASI, jadi otomatis aja gitu kebangun, tapi terus sedih disamping ga ada siapa2. Langsung ambil wudhu, witir dan berdoa, semoga dikuatkan. Kalau Mas Fikri selalu bilang, gapapa nangis, mudah2an supaya jadi lebih kuat, akibat lihat twit saya pas LDR-an dulu kalau air mata itu sebenarnya membangun kekuatan. Yaudah saya gak tahan2 lagi, keluarin aja tangisannya mumpung di rumah dan keesokan harinya harus ngelab lagi, supaya udahan sedih2nya. Nyatanya tidak, masih ada pertanyaan2 bertubi2 tersebut yang membuat pecah tangisannya, alhasil seharian itu mata sembab memerah, sambil tetap ngelab tentunya, untung orang sini ga pada kepo, jd aman ga ditanyain ttg mata sembab dan berair.

Makin hari sebenarnya bisa dibilang makin baik, pulang ke rumah udah gak nangis lagi, akibat cape, jd memang inginnya langsung istirahat dan tidur. Tapi memang ya cuaca Gent yang tidak menentu ini, apalagi beberapa hari ke belakang yang cenderung mendung dengan hujan rintik-rintik, memang cocok bikin baper, alhasil, pulang ngelab walau cape, masih aja sesenggukan di dalam bis, atau pas pergi lab pagi tadi, entah lagi kepikiran apa sampai harus mengatur napas, sambil berdzikir supaya hati lapang dan gak lagi bersedih. Masya Allah, berat ternyata berpisah dari anak itu. Beda banget rasanya ketika pisah sama suami, yang hilang beberapa hari, ini hampir seminggu dan rasanya beraaattt gitu dada nya.

Rasanya gimana yaa, di satu sisi kepengeeeennnn sekali cerita panjang lebar menumpahruahkan isi hati, tapi di sisi lain, gak pengen juga nangis2an, takutnya malah keluar keinginan buat pulang aja (walaupun sering terlintas di pikiran), dan jadinya impulsif ngambil keputusan, lagipula sisi diri saya yang pura2 kuat ini juga pengen yasudahlah, fokus aja ke kerjaan, gak usah bawa2 perasaan, makanya setiap saya kepikiran ke sedih2an, suka saya alihkan, sebisa mungkin tahan air mata, tapi sambil dalam hati tercetus, ini baik gak sih ke psikologis kalau nahan2 perasaan terus??

Astaghfirullah, mungkin saya masih kurang dzikir, kurang dekat sama Allah sehingga masih saja merasakan kekosongan hati. Kalau ada saran untuk mengurangi sesak-dada-pengen-nangis-akibat-LDRan-sama-anak, atau tips2 saat bepisah sementara sama anak, I really appreciate it lho…

 

#ODOPfor99days

#day18

 

A choice I regret the most

Satu pilihan yang sampai saat ini PALING saya sesalkan adalah keputusan untuk mengambil Ph.D. Keputusan yang membuat saya berpisah dengan anak saya, yang membuat saya gak bisa mencurahkan seluruh waktu saya untuk dia, tidak bisa memberikan ASI eksklusif, tidak membersamainya dalam masa emasnya (Bahkan nulis ini sampe nangis dulu 10 menitan!!).

Sebenarnya bukan keputusan mengambil Ph.D nya sendiri yang saya sesalkan, tapi lebih ke pertimbangan yang tidak matang untuk pengambilan keputusan itu sendiri. IMPULSIF. Main ambil tawaran Prof, padahal belum matang rencana ke depannya mau ngapain. Padahal saat itu lebih kepengen nikah, cuma gara2 belum ada calon aja, jadi udah keburu pesimis bakal nikah dalam waktu dekat, jadi mending Ph.D aja deh. Nah, jenis keputusan kayak begitu yang masih saya sesali. Ketidakmatangan VISI HIDUP.

Lalu apa dong yang membuat saya terus menjalaninya? Katanya gak boleh lama2 terjebak sama pekerjaan yang bukan passion? Gak boleh terjebak dalam kesedihan mengutuk keputusan lampau?

Jawabannya hanya satu: AMANAH. Iya, amanah Ph.D ini lebih dulu dari amanah jadi istri dan ibu, dan mendesak, sangat mendesak. Amanahnya gak tanggung2, dari seluruh rakyat Indonesia yang bayar pajak. Karena beasiswa saya dibiayai negara. Kalau gak ada amanah sebesar ini di pundak saya, mungkin sudah resign sejak hamil kali ya. Seperti teman satu lab orang Belgia, yang resign setelah punya anak, pengen fokus ngurus anak katanya. Salut!!

Lalu, semakin galau ketika lihat video Bunda Elly Risman, psikolog Yayasan Kita dan Buah Hati mengenai bahaya pornografi dan LGBT, terutama mengincar anak yang beribu tapi tak beribu, berayah tapi tak berayah. Ya Allah, CIRAMBAY lihatnya, itu kenapa persis kayak saya sekarang, jauh dari anak, anak gak lagi bisa ngerasain dipeluk ibunya, makin sedih pas video call Hudza kayak gak ngenalin Bunda nya lagi, ini baru kurang dari seminggu, apalagi 3 bulan, 6 bulan mendatang? Dapatkah nanti saya memperbaiki kekosongan hati Hudza akan Bunda nya nanti? I don’t know, hanya bisa berdoa semoga penyesalan ini bisa berbuah manis (bisa kah????), dengan dipersatukannya keluarga kami kembali dalam kondisi yang jauh lebih baik, suami dan saya sama2 bisa menyelesaikan amanah dan Hudza bisa kembali bersama ayah bunda nya, dan bisa tumbuh sesuai fitrahnya.

Mungkin saat ini kepala memang lagi dipenuhi kekhawatiran, tapi kalau berislam itu hanya dibutuhkan FAITH alias Iman, salah satunya Iman kepada Qada dan Qadar. Pada TAKDIR, percaya bahwa yang sudah terjadi memang yang TERBAIK, memang belum lihat saja ujungnya hidup ini kayak gimana, ujungnya jalan menanjak lagi sukar ini kayak gimana, tapi insya Allah, dengan pertolongan Allah, ujungnya PASTI BAIK, apa pun itu. Hanya butuh PERCAYA. Bismillah, Laa Hawla Wa Laa Quwwata illa billah.

#ODOPfor99days

#day17

Flight kedua Hudza

Beberapa minggu yang lalu saya sempat posting cerita pengalaman Hudza naik pesawat dari Jakarta ke Belgia, pas umurnya masih 3 bulan. Nah, kali ini Hudza harus naik pesawat lagi, bedanya sekarang sudah setahun, sudah bisa gerak semaunya, sudah banyak kepengennya sendiri, dan flight kedua Hudza ini juga beda airlines, dulu emirates, sekarang turkish airlines. Uniknya di Turkish Airlines ini, transitnya  di Istanbul, lebih dekat ke eropa, yg membuat waktu penerbangannya ga seimbang. Kalau pakai emirates, transit di Dubai, tengah2 lah jadi terbangnya 8 jam, trus transit lanjut 7 jam. Transit Istanbul beda lagi, penerbangan pertama ke Istanbul hanya 3 jam saja, dilanjutkan dengan penerbangan ke jakarta yang makan waktu 13 jam!! Kami sudah khawatir aja Hudza akan bosen dan takut jd rewel..

Tapi nyatanya, Hudza malah rewel di penerbangan pertama yang hanya 3 jam saja. Tebakan kami, karena cuaca yg kurang bagus, jd sering turbulensi, sama pesawat yang kecil terbangnya rendah, jd Hudza sakit telinga nya, karena dia memang waktu itu msh ada lendir di telinga nya. Wah hebohnya selama penerbangan itu Hudza sulit sekali ditawari tidur dan mimi ASI, maunya digendong sambil berdiri!! Padahal pesawat sering turbulensi dan kita sering disuruh duduk, alhasil Hudza nangis terus, kasihan sampai2 orang sekitar ada yang pegang2 pening, ada juga yang nutup2 kuping. Huhu, maafkan kamiii.. Saat itu sempat sangat kesal sama Hudza, kenapa kok temperamennya gini banget sih, rewel terus. Tapi langsung istighfar, sadar karena sebenarnya bayi rewel pasti ada akibatnya, gak nyaman, sakit, dan belum bisa komunikasi, satu2nya komunikasi ya nangis.. Nah tugas orang tua yang harus tetap tenang dan melihat kondisi anak, apanya yang gak nyaman dan berusaha membuatnya nyaman kembali. Buktinya, pas mau landing, Hudza sudah mau mimi ASI dan malah bobo, kebangun gara2 harus dipindah ke baby carrier untuk transit. Tapi selama transit pun Hudza bisa lho bobo nyenyak, sampaaiii ke penerbangan selanjutnya yang 13 jam.

Wih, penerbangan 13 jam buat emak dan bapaknya sesuatu banget karena susah sekali tidur.. Kalau Hudza sih cenderung aman, bisa dibilang tidur terus malah, mungkin karena sudah cape juga nangis2, dan jam penerbangan yang memang sudah tengah malam. Hudza’s practically sleeping the entire flight, hanya kebangun beberapa kali, dan kadang dipindah bobonya, kadang sm Bundanya, kadang sama ayah, jd kami bs bergantian tidur. Kami sangat bersyukur deh karena awalnya justru deg2an di penerbangan 13 jam ini, eh masya Allah, malah Allah berikan kemudahan buat kami, dan bisa mendarat dengan selamat juga di Cengkareng. Tentu kepanasan dan sampai hotel, lucunya, Hudza seperti menikmati kebebasan, jd guling guling di kasur, hihiii kangen kasur yaaa boy. Oia, Hudza pun ga gitu jetlag lho, alhamdulillah sekaliii, bisa tidur di malam hari, walau memang bangun tengah malam minta mimi seperti biasa tp bisa bobo sampai pagi, sampai saatnya harus pindah ke mobil untuk melanjutkan perjalanan ke Bandung.

Congratulations ya Hudza boy, sudah sampai tanah kelahiran dengan aman, hebat banget anak masih setahun sudah bisa diajak Bunda-Ayah terbang jauuh, tinggal adaptasinya nih di cuaca Bandung yang beda banget sama di Gent sekarang ini. Will post about Hudza’s adaptation next time… Well, once more, Bravo Hudza boy, for completing another 16-hour flight in total!!!

image

Penerbangan panjang kedua Hudza boy, kali ini ke Indonesia, ditemenin Bunda dan Ayah

#day16
#ODOPfor99days

Happy being reunited

image

Bulan Juni 2015 adalah bulan dipertemukannya kembali seorang istri dengan suaminya, seorang anak dengan ayahnya. Bulan dipersatukannya kembali keluarga kecil kami, setelah 1,5 bulan berpisah lain benua. Momennya unforgettable tentunya, senang saat pertama kali lihat Mas Fikri lagi di Airport, dan Hudza yang saat itu masih 4,5 bulan, sempat melongo di awal, mungkin bertanya2, ini siapa yaa hehe, tapi ada satu gesturnya Hudza, tersenyum dan akhirnya bisa ketawa, yang menandakan Hudza sudah sadar dan kenal, bahwa itulah ayahnya, yang selama satu setengah bulan cuma ia lihat di layar hape kalau lagi video call.

image

Jemput ayah di Airport

Setelah itu, hidup bertiga saja bukan berarti jadi mudah, tentu banyak lika liku nya, suka duka nya, tapi tentu lebih banyak bahagia nya, karena kebersamaan saja sudah merupakan suatu kebahagiaan. Saat kami berkumpul kembali, menjadi sebuah tim, tentu ada pertukaran peran untuk sementara. Saya bekerja di lab demi menyelesaikan riset, dari pagi hingga sore, sedangkan Mas Fikri di rumah dulu. Pagi mengurus dan mengantar Hudza ke daycare, sampai rumah beres2 rumah, kadang laundry dan juga masak, sambil masih kuliah online, juga kadang ngerjain perkerjaan yang dibawa dari Indo, sore nya Mas Fikri jemput Hudza. Ayah super hebat!! Saya kadang lupa bersyukur betapa Allah sudah berikan suami yang begitu baiknya, begitu berdedikasinya untuk keluarga, juga segitu mendukungnya buat saya supaya menyelesaikan S3. Memang banyak suami2 yang romantis, pandai berkata2, menulis puisi juga tulisan indah, juga memberi istrinya hadiah dan bunga, kadang saya memang iri, tapi sungguh, jarang ada suami seperti Mas Fikri, yang rela bertukar peran untuk sementara. Dan bertukar peran sementara ini pun ia jalankan begitu total, terutama saat harus memasak. Sebenarnya sang istri tidak mengharapkan masakan yang muluk2, cukup telor dadar ada di rumah ketika pulang lab saja sudah cukup. Tapi tak jarang Mas Fikri mengagetkan dengan masakannya yang begitu enak, kadang gulai iga, sop ikan asam, rawon, shabu2, ayam goreng tradisional yang diungkep tea, dan sekarang Mas Fikri pun sudah jago tumis menumis sayuran..
Satu hal yang terus menerus saya ingatkan kepada diri sendiri, bahwa bertukar peran ini bukan jadinya bertukar peran total.. Tetap saja Mas Fikri adalah suami yang saya harus taat padanya, yang ridho Allah ada padanya, jd selain berterima kasih, juga saya harus tetap hormat padanya. Dan tentu pertukaran peran ini hanya sementara. Nanti ketika saya sudah selesai kuliahnya, saya sudah camkan dalam hati, dan juga sudah didiskusikan, bahwa Mas Fikri bebas memilih jalan hidup keluarga kami setelah itu. Entah Mas Fikri ingin sekolah lagi, atau bekerja atau berwirausaha, giliran saya yang mengikuti panggilan jiwa nya nanti. Dan insya Allah saya bisa siap mendampingi Mas Fikri, juga dengan total.

Ohya, dan sekarang kami sekeluarga harus kembali berpisah. Sabtu besok, 6 Februari, saya harus kembali mengerjakan riset s3 di Belgia, dan Mas Fikri serta Hudza di Bandung, untuk penyelesaian thesis s2 Mas Fikri di ITB yang sempat tertunda.. Semoga, insya Allah ada saatnya kita berkumpul kembali, dan tidak lagi terpisah jarak.. I am gonna miss you both..

image

Our most recent family picture, taken in Bandung

#ODOPfor99days
#day15

Breastfeeding anywhere, anytime.. (Pengalaman menyusui Hudza)

Menyusui itu pengalaman paling roller coaster yang pernah saya alami sama Hudza, mungkin juga buat Mas Fikri yg jadi #AyahASI dan keluarga yang super mendukung. Semua udah tau lah ya kelebihan ASI dibanding susu formula, selain jauh lebih sehat, kandungannya yang sempurna, lengkap dari karbohidrat sampe lemak, juga memenuhi kebutuhan kalori bayi sampai 6 bulan, dan tentunya booster imunitas bayi paling ampuh, akibat kandungan antibody ibu, yang ga ada di susu formula. Hampir semua ibu yang sayang anaknya, pasti selalu berusaha untuk kasih ASI eksklusif selama 6 bulan, dilanjut sampai 2 tahun, bareng sama Makanan Pendamping ASI. Gak hanya Stay At Home Mom (SAHM) aja yang ngotot ngasih ASI, Working Mom (WM) lebih ngotot lagi, karena harus pumping setiap sekian jam sekali untuk stok ASI Perah untuk oleh2 baby nya di rumah, yang kadang memerahnya harus dilakukan di tengah kesibukan bekerja.

Saya pun sama dengan ibu-ibu yang lain.. Walaupun perjalanan ng-ASI di awal tidak semulus yang dibayangkan, saat ASI msh belum keluar, trus masih seret, tapi Alhamdulillah berangsur2 ASI saya mencukupi kebutuhan Hudza.. Sampai tibalah saatnya harus kembali ke lab, di Belgia, saat belum punya stok ASIP, dan ASI saya yang belum melimpah ruah, sehingga saya masih kesulitan memerah, apalagi kalau masih ada Hudza, seharian ASI nya ya habis untuk konsumsi Hudza saja. Paling banyak 30 ml yang bisa disisihkan untuk Hudza. Karenanya, di minggu awal sekembalinya ke Belgia, saya yang awalnya super frustasi dan sedih, berakhir pasrah. Baiklah, untuk menambal ASIP yang kurang, saya coba bekalkan susu formula di daycare, sambil saya terus mompa di kampus, dengan harapan bisa dapat hasil perahan lebih banyak, dan Hudza akhirnya bisa stop sufor nya.. Dan memang benar hasil perahan saya meningkat, tentu karena Hudza ga mimi ASI selama waktu bekerja ya, dari awalnua hanya 30 ml, bisa sampai 80 ml, cuma itu pakai medela manual, dan kerasa capek bangey mompa nya.. Sampai akhirnya saya bisa dapet pompa medela elektrik dari teman di Belgia.. Alhamdulillah sekali perahnya bisa sampai 120-an ml, memang jauh sekali dibanding orang2 yang bisa sampai 200-an ml sekali perah, tp saya sudah sangat bersyukur dengan hasil perahan saya ini.. Apalagi mengingat perjuangannya yg harus bolak balik pindah gedung hanya untuk mompa, setiap sekitar 3-4 jam sekali, disambi ngerjain kerjaan lab yang jg makan tenaga. Alhamdulillah sejak saat itu, sekitar Juni 2015, setelah sebulan nambal sufor, Hudza full asi lagi, walaupun kata pengasuhnya di daycare, sebenarnya masih kurang asupan ASIP nya. Waktu itu Hudza cuma minum 200-an ml ASIP selama ditinggal Bunda di daycare, tp ketika ditawari Sufor, Hudza menolak, sampai nangis2, kadang mau cuma 30-60 ml kalau memang haus banget. Tapi alhamdulillah Hudza tumbuh kembang nya justru sangat bagus di bulan2 itu, jadi walaupun dibilang kurang asupan susu pas siang, tp asupan malam dan pagi hari mencukupi buat Hudza.. Sampai bulan 6, Hudza bahkan sudah mencapai 6,9 gram.

image

Hasil perahan di kampus, yg kiri pakai medela manual, yang kanan pakai medela swing elektrik, lumayan beda nya, dan gak capek..

Sesudah masuk periode makan, Hudza jadi sama sekali stop sufornya.. Karena dia udah nolak botol, mungkin krn sudah kenal sendok juga kali ya.. Jadi dari umur 6-12 bulan, Hudza hanya minum ASI di pagi, sore dan malam hari saja.. Siangnya makan 3x, gantinya susu, dia makan buah2an dan roti di daycare. Tidak ada masalah sampai Hudza menginjak umur 11 bulan, beratnya gak naik naik dari umur 8 bulan, malah jadi turun 300 gram karena sakit hampir sebulan.. Jadi menurut saran dokter, Hudza harus minum suplemen susu tambahan (sufor), dengan penambah kalori (maltodekstrin-fantomalt), dikentalkan dengan semacam sereal bayi, namanya cerelac, dikasihnya pakai sendok, 60mlx3 per hari.. Setelah 3 minggu makan suplemen itu, Hudza naik berat badannya, jd memang ampuh bgt, dari 7,22 sampe 7.94.. Woww bangeett.. Nah, tapi sesampainya di Indonesia ini, Hudza sulit sekali makan, bahkan suplemennya juga jarang tersentuh. Belum kontrol juga berat badannya sesampainya di Bandung. Makanya, besok mau kontrol lg ke dokter anak, terutama tentang makannya Hudza, pertumbuhannya dan yang paling sedih adalah penyapihannya.. Iyaa, di umurnya yang masih setahun ini akhirnya Hudza terpaksa harus disapih. Gak lagi mimi ASI, karena Bundanya harus kembali ke Belgia dan Hudza ditinggal sama ayah dan keluarga di Bandung.. Sejauh ini Hudza masih lumayan sering mimi ASI, terutama kalau mau tidur. Oh ya, selama di pesawat ASI juga penyelamat banget supaya bikin Hudza ga rewel dan jadinya bisa bobo nyenyak.

Besok jadinya ke dokter juga mau sekalian konsul untuk penyapihan ini. Well, memang Bunda belum bisa kasih full ASI untuk Hudza sampai 2 tahun, dengan segala drama sampai saat ini ya Hudza boy, tapi semoga Hudza selalu ingat kalau Bunda dan Ayah selalu berharap dapat memberikan yang terbaik buat Hudza, kalau pun untuk kondisi tertentu, sufor lah yang terbaik (saat ASI tidak ada). Semoga Hudza juga bisa mengingat perjuangan Bunda dan Ayah untuk selalu memberikan ASI di mana pun dan kapan pun selagi bisa 🙂 dan Semoga apa2 yang masuk ke dalam tubuhmu, baik itu ASI, sufor, makanan, selalu membawa berkah buat Hudza tumbuh dan berkembang sempurna juga jd anak yang soleh..

Maafkan sekali lagi karena Bunda harus menyapihmu begitu dini. Perjalanan ASI kita memang singkat, tapi perjalanan kasih sayang Bunda buat Hudza tentu sangat panjang. To infinity and beyond….

image

Menyusui di Antwerpen Central Station

#ODOPfor99days
#day14

Karena Yang Spesial adalah Kebersamaan dan Cinta

Ini cerita tentang hari ulang tahun Hudza yang pertama. Buat banyak orang, kami juga sih, ulang tahun pertama itu sangat spesial. Selain telah melewati banyak fase sulit di tahun pertama, dr mulai ga ngeh sama dunia, ga bisa ngapa2in selain nangis, mimi susu dan bobo, sampai sudah tumbuh gigi, bisa merangkak, mulai bisa berdiri sendiri dan bahkan mungkin ada yang sudah mulai jalan. Wajar kalau ulang tahun pertama ingin dirayakan, dengan kue ulang tahun, hiasan dinding juga tumpengan. Buat kami itu mungkin bukan sekedar merayakan, tapi juga tanda syukur dan flashback untuk memgambil pelajaran dari kesalahan2 selama setahun ngasuh Hudza, juga berpikir gmana ke depannya.

Namun sayang sekali, kami tidak sempat merayakannya dengan kue ulang tahun, balon atau pun tumpengan. Ultah Hudza jatuh pada hari Senin, dan berlangsung seperti hari2 biasa, diawali dengan nyuapin Hudza, trus saya pergi kampus, dan pulang malam. Saya sempat kepikiran untuk beli kue buat hudza, apa pun lah, sempat nge-WA mas fikri juga ketika kebetulan ke supermarket. Tapi entah kenapa hari itu Hudza cukup rewel, ini pertama kalinya Hudza ga ke daycare lg, jd WA saya ga ditanggapi terus sama Mas Fikri, alhasil saya pulang cari2 toko kue jam 7 malam, ya tentu ga ada yang buka, cuma ada mini market carrefour, tp cuma ada donat. Ga apa lah, bisa sedikit dipasangi lilin trus ada acara tiup lilin, dan rencana foto bertiga di rumah. Tapi lagi2 rencana saya harus gagal. Sesampainya di rumah Hudza hanya ingin satu hal, Mimi ASI yang banyak, lalu tidur.. Makan pun hanya mau disuapi beberapa sendok.

Fiuuuhhh, kalau dipikir2 ya, kesal juga rencana yang dipikirkan ga jadi, tapi di sisi lain gak bisa salahin siapa2 juga, gak bisa salahin keadaan, dan ya memang saat ini kondisi nya saya lagi sangat sibuk di lab. Akhirnya saya berdamai sama keadaan dan menarik napas panjang sambil berkata dalam hati: “Alhamdulillah di umur satu tahun ini Hudza bisa terus sama Bunda dan Ayah, sudah bisa ini-itu, beratnya sudah mau 8 kg, dan yang terpenting sehat dan ceria, itu sudah cukup buat Bunda, dan di hari ulang tahun Hudza yang pertama ini cukuplah Bunda dan Ayah mencurahkan Cinta dan Sayang kami dengan cara mengasuh sebaik2nya, dengan senyuman, tanpa teriakan atau kemarahan”. Lalu akhirnya saya bilang ke Mas Fikri setelah menenangkan diri tadi: “Yaudah deh Mas gapapa kita ga usah rayain pake kue dan foto2, pake foto yang kemaren aja pas pengajian”. Lalu Mas Fikri menanggapi dengan setuju, baguslah jd ikut sunnah Rasul aja. Wah iya juga ya, supaya Hudza ga dibiasain juga ngerayain ultah dengan tiup lilin..

image

We're still a small family, but we have so much love to share. Alhamdulillah bisa berpose bertiga seusai pengajian tgl 17 Januari kemarin, jadi ada kenang2an foto keluarga pas Hudza setahun 🙂

Tapiiii, Alhamdulillah di akhir kebersamaan Hudza dan teman2nya juga pengasuhnya di daycare, sempat diadakan farewell sekaligus birthday party buat Hudza.. Party ala anak bayi ini lucu sekali, hanya buat bayi2 gede yang sudah boleh makan kue, alias satu tahun lebih, dan party nya dengan cara duduk rapi mengelilingi meja, trus pengasuhnya kasih masing2 anak satu kue, dan buat hudza satu kue juga yg dikasih lilin. Ohyaaa, surprise nya saat itu Hudza memakai semacam mahkota yg ternyata dia warnai sendiriiiii…

image

Mahkota hasil Hudza mewarnai sendiri.. Bravo Hudza boy

Woooowwww I am super amazed of that, and super proud, hati langsung jd hangaaattt banget, Ya Allah anak aku udah bisa main cat air, ngewarnain, baguusss lagiii. Nah, walaupun lagi2 hari itu Hudza reweeell karena ngantuk, jadi susah difoto dan dipakein mahkota, tapi Alhamdulillah we had sooo much fun dengan teman2 dan pengasuh Hudza. Pengen ketawa sekaligus sedih ngeliat Thomas, sahabatnya Hudza di daycare ngedeketin dan ngeliatin Hudza terus dengan muka sedih, yaampun Thomas, semoga bisa ketemu lagi ya sama Hudza..

image

Anak2 duduk manis dengan sabar, nunggu disediain kue nya.

Well, it’s not a perfect party, but everything is indeed very special, because Hudza has given us so much love, and we are happy to spend his birthday together as a family. Karena yang spesial adalah kebersamaan dan cinta..

#ODOPfor99days
#day13

Jelang Pulkam 2016

Sabtu besok tgl 23 Januari 2016, kami sekeluarga akan pulang ke Indonesia. Kalau ditanya untuk apa, jawabannya bisa ada 3. Pertama, Kalau Mas Fikri pulang Indo untuk menyelesaikan kuliaj s2-nya, jadi selama ini Mas Fikri cuti dulu demi nemenin saya di Gent, tp batas akhir kelulusan semakin mendekat, jd memang harus pulang untuk selesaikan thesis, bimbingan, seminar dan sidang. Kedua, Hudza pulang ikut ayahnya.. Kenapa ga tinggal sama Bunda nya di Gent?? Sebenarnya bisa saja, Hudza tetap daycare, dan Bunda sepagi mungkin bawa hudza ke daycare trus kerja d lab, plg jemput hudza, tapi Mas Fikri takut saya jd gak waras katanya. Harus ngurus Hudza sendirian, ditambah lg pekerjaan rumah, nyuci baju, masak, ditambah harus ngampus setiap hari. Ga kebayang workload nya. Jd diputuskan lah Hudza ikut ayahnya ke Bandung, dengan harapan Bunda bisa fokus studinya, apalagi dalam masa2 evaluasi Ph.D ini (duh jd deg2an). Alasan ketiga, atau alasan kenapa sih saya juga mesti ikut2an ke Indo? Selain pengen wisata kuliner Saya harus nemenin juga Mas Fikri di pesawat.. Walaupun sebenernya kalau sy tega, bisa juga sih biarin Mas Fikri berdua Hudza di pesawat. Tapi umur setahun ini kadang kalau rewel mesti dihandle dua orang, dan blm kebayang juga keriweuhan di pesawat bawa bayi sambil bawa banyak barang, waktu itu aja udah berdua mamah padahal, masih cukup riweuh. Semoga aja keputusan kami tepat..

Nah, menjelang tgl 23 Januari besok, selain packing dan siapin oleh2, ternyata saya dan mas fikri justru makin tambah sibuk, ditambah lagi cuaca yang udah mulai sangat dingin, membuat fisik kami berdua ngedrop. Saya masih sangat sibuk di lab, tentunya sebelum pulang, walau cuma 2 minggu untuk saya, tp harus menyelesaikan banyak eksperimen, yg memakan waktu dr pagi sampai sore sekali. Sedangkan Mas Fikri, tentu sibuk sama Hudza. Sayang sekali Hudza sudah selesai daycare nya dr Jumat lalu, kontrak nya sudah diterminate untuk Januari 15, dari 3 bulan lalu, sebelum kita tau tgl keberangkatan ke Indo. Dan sekarang karena cuaca yg mendingin, Hudza jadi pilek dan berakibat juga ke telinga nya.

Ya, lagi2 kami harus ke dokter, kali ini dokter THT, hasil rujukan dokter anak seminggu lalu, yang melihat kalau Hudza terus2an merah telinga tengah nya. Setelah diperiksa dokter THT, ternyata lendirnya masuk ke dalam telinga, yg menurut dia akan membuat telinga nya sakit saat take off dan landing kalau naik pesawat nanti.. Yang bisa kami lakukan adalah terus menerus membersihkan saluran pernafasan Hudza dengan physiological water juga Nesivine, supaya semua saluran clear dari lendir/slime, dan lakukan sampai satu jam sebelum take off juga landing. Dan sampai di Indonesia, harus kontrol jg ke dokter THT, kalau ga membaik, dokternya bilang harus operasi kecil, dirobek sedikit gendang telinganya, dan dimasukkan semacam tube untuk mengeluarkan lendir dr telinga tengah nya. Ya Allah, ternyata sampai segitunya efek dari infeksi telinga tengah buat bayi.. Semoga saja lendir2nya bisa segera hilang, dan memang cuma karena dingin aja. Semoga sampai Indonesia Hudza bisa kembali sehat ceria, ga usah pakai operasi segala.. Aamiin

#ODOPfor99days
#day12

My Little Prince is now 1 year old

Dear Hudza,

Tepat satu tahun yang lalu kamu lahir ke dunia, dengan membawa kebahagiaan tak hingga bagi Bunda, Ayah, juga keluarga dan teman2 semuanya.. Saat itu Ayah dan Bunda menamaimu Hudzaifah Ahsanu Rafiq. Doa kami tak berubah, bahwa nantinya kelak kami berharap kamu menjadi penyejuk hati kami, menjadi teman perjalanan hidup terbaik bagi kami, juga memegang teguh agama Islam. Doa kami tak berubah, hanya saja bertambah.. Seiring berjalannya waktu, kami sadar, bahwa doa kami untukmu, seharusnya ditujukan juga untuk kami, kedua orang tuamu yang masih belum berilmu dalam mengurusmu.. Banyak kesalahan2 kami selama satu tahun inj terhadapmu, yang disebabkan ketidaktahuan kami sebagai orang tua. Karena itu anakku, mohon maaf atas segala kesalahan, kami akan terus berdoa untukmu, selain itu juga untuk kami, agar kami selalu mendapatkan petunjuk Allah SWT dalam mendampingimu tumbuh dan berkembang, dengan fitrah yang tetap terjaga. Kami juga berdoa semoga Allah SWT selalu menganugerahkan kesabaran luar biasa bagi kami, untuk membesarkanmu, mendampingimu menjadi seperti yang telah kamu janjikan dahulu pada Allah di alam Ruh, menjadi Hamba Allah. Dan tentu saja doa kami bertambah untukmu, agar kamu selalu diberkahi kesehatan dan keberkahan umur, agar hidupmu nanti di dunia bermanfaat bagi semua orang..

Doa kami bertambah, seiring kami belajar doa2 orang tua soleh dalam Al-Qur’an
Surah Ibrahim, Verse 40:
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ

Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
(Indonesian)

Dan tentu, doa yang bertambah setelah satu tahun kami bersamamu: semoga Hudza boy mau makan dengan lahap, dan apa2 yang masuk dalam tubuhmu beroleh berkah dan bermanfaat bagi tumbuh kembangmu..

Aamiin aamiin Ya Rabbal’alamiin..

Salam sayang dari Bunda dan Ayah, terima kasih telah hadir sebagai Anugerah terindah dalam hidup kami, pengikat cinta kami, dan terima kasih atas senyum2 manismu dan tingkahmu yang menggemaskan setahun ini, dan terima kasih telah memberikan kami pelajaran sangat berharga, untuk terus bersabar, juga bertawakkal padaNya.. Peluk cium, Ayah dan Bunda.. Ohiya, makasih juga udah mulai bisa ngomong Ayaaahhh dan juga Da da daa untuk Bunda, moga makin makin lancar ngomongnya Hudza boy kesayangan.. Tetap ceria dan bersemangat.. :*

image

Hudza from birth till now

#ODOPfor99days
#day11